Minggu, 01 Januari 2017

makalah Matematika AUD

MAKALAH
METODE PENGEMBANGAN MATEMATIKA AUD
GAME SEBAGAI AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI   “




Disusun Oleh :
SITI SAODAH
NIM :  14.86207.024

Dosen Pembimbing :
DR. JAMILAH,M.Pd

SEMESTER V
PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN GURU PAUD
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN
AL-AZHAR  DINIYYAH JAMBI
TAHUN 2016



KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya jua lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Amin…
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Metode Pengembangan Matematika AUD yang dibimbing oleh Ibu  DR. JAMILAH,M.Pd
Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu  dosen mata kuliah Metode Pengembangan Matematika AUD yang telah memberikan arahan kepada penyusun dalam menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ GAME SEBAGAI AKTIFITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK USIA DINI   “ ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin...

Jambi,  Oktober 2016


Penyusun          






DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI …………………………………………….........…………..…
iii


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………............…………..……
1
B. Rumusan Masalah ………………………………............………………
2


BAB II PEMBAHASAN

A.    Tujuan Pengenalan dan aktifitas belajar matematika pada AUD...
3
B.    Prinsif-prinsif permainan matematika AUD.....................................
4
C.    Landasan pengenalan matematika AUD.......................................
4
D.    Manfaat gane dan pengenalan kemampuan berhitung AUD.................
6
E.    Standar matematika untuk AUD.............................................................
7
F.    Game (permainan) dan metode berhitung di jalur matematika................
9
G.    Pengaruh permainan dan perkembangan kreatifitas  matematika terhadap kehirupan anak .................................................................
12


BAB III PENUTUP

A.   Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
16







BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Matematika adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis melalui penalaran yang bersifat deduktif, sedangkan matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktifitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah.
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang berada dalam rentang usia 4-6 tahun. Anak pada usia ini merupakan  sosok  individu  yang  sedang   berada  dalam  proses perkembangan. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek yang meliputi gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Dalam proses pembelajaran di taman kanak-kanak, metode yang paling efektif dalam pembelajaran adalah metode bermain, karena dunia anak adalah dunia bermain. Namun perlu diingat, walaupun dunia anak adalah dunia bermain, ada beberapa materi pelajaran dalam proses pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak usia taman kanak-kanak, salah satunya adalah pembelajaran matematika seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pembelajaran matematika di taman kanak-kanak meliputi pengenalan angka, pengenalan membilang, dan pengenalan bangun-bangun geometri. Oleh karena itu diperlukan suatu media pembelajaran yang mampu mengaktualisasikan semua aspek-aspek pembelajaran matematika dalam proses belajar mengajar, namun tetap sesuai dengan keadaan psikologis anak pada usia taman kanak-kanak.



B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dalam makalah ini penulis mengangkat permasalahan media pembelajaran matematika berdasarkan metode bermain pada siswa taman kanak-kanak dengan batasan-batasan topik dalam makalah sebagai berikut.
1.    Bagaimana Tujuan pengenalan dan aktivitas belajar matematika pada anak usia dini ?
2.    Apa Landasan pengenalan matematika anak usia dini ?
3.    Apa Manfaat Game matematika pada Anak Usia Dini ?


                                                                                                        
  


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Tujuan pengenalan dan aktivitas belajar matematika pada anak usia dini
Agar anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung/ matematika, sehingga pada saatnya nanti anak akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih komplek, Dapat berpikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap benda-benda kongkrit, gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak.
Anak dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang dalam kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung,Memiliki ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi,Memiliki pemahaman konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan sesuatu peristiwa terjadi di sekitarnya,Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan sesuatu secara spontan.
Materi pelajaran dalam proses pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak usia taman kanak-kanak, salah satunya adalah pembelajaran matematika seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pembelajaran matematika di taman kanak-kanak meliputi pengenalan angka, pengenalan membilang, dan pengenalan bangun-bangun geometri. Oleh karena itu diperlukan suatu media pembelajaran yang mampu mengaktualisasikan semua aspek-aspek pembelajaran matematika dalam proses belajar mengajar, namun tetap sesuai dengan keadaan psikologis anak pada usia taman kanak-kanak.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam hal bermain adalah permainan anak tidak bersifat kompetitif. Artinya permainan yang mereka mainkan tidak bertujuan untuk melawan, melainkan untuk memperoleh kesenangan. Kemenangan dan kekalahan tidak menjadi perhatian anak-anak. Tanpa disadari, bermain sebenanrnya adalah proses belajar berbagai pengetahuan, baik pengetahuan fisik, pengetahuan logis-matematis, maupun pengetahuan sosial.
B.   prinsip –prinsip permainan matamatika anak usia dini
a.    Permainan matematika di berikan secara bertahap diawali dengan menghitung benda-benda atau pengalaman peristiwa kongkrit yang dialami melalui pengamatan terhadap alam sekitar.
b.    Pengetahuan dan keterampilan pada permainan matematika diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukaranya, misalya dari kongkrit ke abstrak, mudah ke sukar, dana dari sederhana ke yang lebih kompleks
c.    Permainan matematika akan berhasil jika anak-anak diberi kesempatan berpartispasi dan dirangsang untuk menyelesaikan masalah-masalahnya sendiri.
d.     Permainan matematika membutuhkan suasana menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Untuk itu diperlukan alat peraga/ media yang sesuai dengan tujuan, menarik, dan bervariasi, mudah digunakan dan tidak membahayakan.
e.     Bahasa yang digunakan didalam pengenalan konsep berhitung seyogyanya bahasa yang sederhana dan jika memungkinkan mengambil contoh yang terdapat di lingkungan sekitar anak.
f.      Dalam permainan matematika anak dapat di kelompokkan sesuai tahap penguasaan berhitung yaitu tahap konsep, masa transisi dan lambang.
g.    Dalam mengevaluasi hasil perkembangan anak harus dimulai dari awal sampai akhir kegiatan.
C.   Landasan pengenalan matematika anak usia dini
Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan matematika anak usia dini adalah sebagai berikut:
1.    Tingkat Perkembangan Mental Anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam diri anak. Artinya belajar sebagai suatu proses membutuhkan aktifitas baik fisik maupun psikis.selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan mental anak, karena belajar bagi anak harus keluar dari anak itu sendiri.
Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional kongkrit yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yang kongkrit dan berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pada interpretasi dan pengalamannya (persepsinya sendiri).

2.    Masa Peka Berhitung Pada Anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah menunjukan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang tua dan guru di TK harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.
Tiga tahapan penguasaan berhitung di jalur matematika yaitu:
1.    Penguasaan konsep
Pemahaman atau pengertian tentang sesuatu dengan menggunakan benda dan peristiwa kongkrit,seperti pengenalan warna, bentuk, dan menghitung benda/ bilangan.
2.    Masa transisi
Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman kongkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda kongkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya.
3.    Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Misalnya lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk ,menggambarkan konsep ruang, dan sebagainya.
D.   Manfaat game dan pengenalan kemampuan berhitung anak usia dini
1.    Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar.
2.    Menghindari ketakutan matematika sejak awal.
3.    Membantu anak belajar matematika secara alami melalui kegiatan bermain.
Peran guru dalam mengembangakan kegiatan belajar matematika adalah
1.    Membangun rasa ingin tahu anak secara alami tentang bentuk, ukuran, jumlah, konsep-konsep dasar lain dalam matematika.
2.    Peduli dan tertarik terhadap apa yang dikatakan anak. Hal ini akan mendorong anak untuk menceritakan pengalaman dan penemuan mereka.
3.    Penerimaan terhadap sejumlah kegiatan matematika yang dilakukan anak. Hal ini akan mendorong kepercayaan diri untuk tetap berpikir, bertanya, dan berbagi pengalaman tentang hal berbagai hal yang dialami anak.
Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung antara lain:
1.     Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung.
2.     Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.
3.     Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya secara spontan.
4.     Anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada di sekitarnya.
5.     Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di sekitarnya tanpa disengaja.


Hal yang perlu diperhatikan:
1.    Apabila ada anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, hal inii menunjukkan bahwa anak tersebut telah siap untuk diberikan permainan berhitung dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
2.    Apabila anak menunjukan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau mengalihkan perhatian pada hal lain, hal ini menunjukan bahwa telah terjadi masalah pada anak. Itu berarti, anak membutuhkan perhatian atau perlakuan yang lebih khusus dari guru.

E.   STANDAR MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI
Konsep-konsep yang bisa dipahami anak usia dini antara lain:
1.    Bilangan
Salah satu konsep matematika yang paling penting dipelajari anak adalah pengembangan kepekaan bilangan. Peka terhadap bilangan berarti tidak sekedar menghitung. Kepekaan bilangan itu mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu. Ketika kepekaan terhadap bilangan anak-anak berkembang, mereka menjadi semakin tertarik pada hitung-menghitung. Menghitung ini menjadi landasan bagi pekerjaan dini anak-anak dengan bilangan.
2.    Aljabar
Menurut NTCM (2000), pengenalan aljabar dimulai dengan menyortir, menggolongkan, membandingkan, dan menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah, dan sifat-sifat lain, mengenal, menggambarkan, dan memperluas pola akan memberi sumbangan kepada pemahaman anak-anak tentang penggolongan.
3.    Penggolongan
Penggolongan (klasifikasi) adalah salah satu proses yang penting untuk mengembangakn konsep bilangan. Supaya anak mampu menggolongkan atau menyortir benda-banda, mereka harus mengembangkan pengertian tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”, “kesamaan”, dan “perbedaan”. Kegiatan yang dapat mendukung kemampuan klasifikasi anak adalah:
a)    Membandingkan
Adalah proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan atribut tertentu. Anak usia dini sering membuat perbedaan, terutama bila perbandingan itu melibatkan mereka secara pribadi.
b)    Menyusun
Menyusun atau menata adalah tingkat lebih tinggi dari perbandingan. Menyusun melibatkan perbandingan benda-benda yang lebih banyak, menempatkan benda-benda dalam satu urutan. Kegiatan menyusun dapat dilakukan didalam maupun luar kelas, misalnya menyusun buku yang diatur dari yang paling tebal, mengatur barisan dari anak yang paling tinggi/ pendek, dll.
4.    Pola-pola
Mengidentifikasi dan menciptakan pola dihubungkan dengan penggolongan dan penyortiran. Anak mulai melihat atribut-atribut yag sama dan berbeda pada gambar dan benda-benda. Anak-anak senang membuat pola di lingkungan mereka.
5.    Geometri
Membangun konsep geometri pada anak di mulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti segi empat, lingkaran, segitiga. Belajar konsep letak seperti dibawah, di atas, kiri, kanan meletakkan dasar awal memahami geometri.
6.    Pengukuran
Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-pengalaman langsung untuk mengukur, menimbang, dan membandingkan ukuran benda-benda, mereka belajar konsep pengukuran. Melalui pengalaman ini anak mengembangkan sebuah dasar kuat dalam konsep-konsep pengukuran.
7.    Analisis data dan probabilitas
Percobaan dengan pengukuran, penggolongan, dan penyortiran merupakan dasar untuk memahami probabilitas dan analisis data. Ini berarti mengemukakan pertanyaan, mengumpulkan informasi tentang dirinya dan lingkungan mereka, dan menyampaikan informasi ini secara hidup.

F.    Game (permainan) dan metode berhitung di jalur matematika
Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di PAUD dapat dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur metematika, yang meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri, estimasi, dan statistika.
1.    Game pola
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya. Pelaksanaan bermain pola di kelompok A dan B dimulai dengan menggunakan pola yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang kompleks.
2.    Game Klasifikasi
Anak diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dengan yang dicontohkan dan tugas yang diberikan oleh guru.
3.    Game Bilangan
Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dapat mencocokan sesuai dengan lambang bilangan.



4.    Game Ukuran
Anak Diharapkan dapat mengenal konsep ukuran standard yang bersifat informal atau alamiah, seperti panjang, besar, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat, lidi, dan lain-lain.
5.    Game Geometri
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda, berdasarkan bentuk geometri dengan cara mengamati benda-bendayang ada disekitar anak misalnya lingkaran, segitiga, bujur sangkar, segi empat, segi lima, segi enam, setengah lingkaran, bulat telur (oval).
6.    Game Estimasi (Memperkirakan)
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu misalnya perkiraan terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang. Selain itu anak terlatih untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yan akan dihadapi.
-       Perkiraan waktu misalnya:
·         Berapa hari biji tumbuh?
·         Berapa lama kita makan?
·         Berapa lama anak dapat memantulkan bola?
·         Berapa ketukan gambarnya selesai?
-       Perkiraan luas, misalnya: berapa keping untuk menutupi meja?
-       Perkiraan jumlah, misalnya: berapa jumlah ikan yang ada dalam aquarium?
-       Perkiraan ruang, misalnya: berapa anak bergandengan untuk dapat mengelilingi kelas ini?
7.    Game Statistika
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan-perbedaan dalam jumlah dan perbandingan dari hasil pengamatan terhadap suatu objek (dalam bentuk visual).
Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
1.    Metode Bercerita:
Adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan penerangan kepada anak secara lisan. Jenisnya antara lain, bercerita dengan alat peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar, dan lain-lain.
2.    Metode Bercakap-cakap:
Adalah salah satu penyampaina bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru, atau anak dengan anak. Jenisnya antara lain: bercakap-cakap bebas, berdasar-kan gambar seri, atau berdasarkan tema.
3.    Metode Tanya Jawab:
Dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memberi-kan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir. Melalui pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya.
4.    Metode Pemberian Tugas:
Adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan oleh guru.
5.    Metode Demonstrasi:
Adalah suatu cara untuk mempertunjukan atau memperagakan suatu objek atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa.
6.    Metode Eksperimen:
Adalah metode kegiatan dengan melakukan suatu percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Berbagai metode yang lain pada dasarnya dapat digunakan di dalam permainan berhitung. Hal ini disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan serta tergantung kepada kreativitas guru.
G.   PENGARUH PERMAINAN DAN PERKEMBANGAN KREATIVITAS MATEMATIKA TERHADAP KEHIDUPAN ANAK
Melalui permainan matematika, secara tidak langsung anak akan belajar mengenal banyak hal, diantaranya:
a.    Perkembangan social emosi
Matematika dapat mengembangkan rasa percaya diri anak, cara yang dapat dilakukan antara lain:
1.    Mendorong keberanian dan memberi dukungan atas usaha anak terhadap alasan matematis yang diyakininya.
2.    Mengupayakan anak agar tidak kehilangan rasa yakin.
3.    Bersedia menerima tanggapan anak walaupun tentang hal yang tidak logis.
Matematika dapat mengajarkan anak tentang makna bekerjasama dan berbagi, cara yang dapat dilakukan antara lain:
1.    Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar dalam kelompok.
2.    Menawarkan bermacam-macam bahan secara terbatas.
3.    Mendorong anak untuk belajar dari suatu masalah dan berusaha menyelesaikannya bersama.
b.    Perkembangan kreativitas
Permainan matematika memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan pikiran secara kreatif. Cara yang dapat dilakukan antara lain:
1.    Buatlah pertanyaan dalam beberapa jawaban.
2.    Ajukan pertanyaan yang anda tidak tahu jawabannya.
3.    Tunjukkan bahwa guru menghargai kreatifitas anak.
c.    Perkembangan fisik
Permainan matematika dapat mengembangkan keterampilan motorik halus. Cara yang dilakukan antara lain:
1.    Memberikan kesempatan yang luas untuk permainan manipulasi bahan seperti papan pasak, bongkar pasang, dll.
2.    Memberi kesempatan untuk mengerjakan tugas sehari-hari seperti mengaduk juice, meletakkan buku pada almari.
3.    Memberikan kegiatan menumpahkan atau mengunci/menutup untuk anak usia 2 dan 3 tahun.
4.    Anak usia 4 dan 5 tahun disediakan kegiatan yang lebih variasi seperti menggunting, meronce, dll.
Permainan matematika dapat mengembangkan keterampilan motorik halus. Cara yang dilakukan antara lain:
1.    Mendorong anak untuk bermain aktif.
2.    Memberikan kesempatan menggunakan tubuh mereka secara bebas.
d.    Persepsi visual dan spasial
Cara yang dapat dilakukan antara lain:
1.    Dorong anak untuk mencoba puzzle sesuai level yang tepat.
2.    Tawarkan bahan yang dapat membuat mereka berkreasi pada pola-pola potongan visual mereka sendiri.
e.    Perkembangan kognitif
Permainan matematika dapat mengembangkan kognitif yang berhubungan dengan keterampilan masalah. Cara yang dilakukan antara lain:
1.    Mengupayakan agar pemecahan masalah dibuat sesuai pengalaman.
2.    Tidak menyepelekan solusi yang kurang logis.
Permainan matematika dapat mengembangkan kognitif yang berhubungan dengan konsep dasar ilmu pasti. Cara yang dilakukan antara lain:
1.    Sabarlah saat anak berjuang untuk meletakkan pikiran ke dalam bahasa.
2.    Gunakan literature untuk mendorong anak agar dapat mengucapkan konsep matematis.
Permainan matematika dapat mengembangkan kognitif yang berhubungan dengan keterampilan logis dan beralasan. Cara yang dilakukan antara lain:
1.     Beri kesempatan anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mendapatkan jawaban pada pertanyaan matematika.
2.     Hargai setiap alasan anak karena alasan muncul sesuai dengan pertumbuhan mental.

Gambar di atas menunjukkan salah satu permainan di taman kanak-kanak. Permainan di atas memenuhi aspek pengenalan bilangan serta pengajaran membilang dan berhitung.






BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Usia taman kanak-kanak adalah usia penting sebagai awal penentuan berbagai kemampuan, baik kognitif, fisik, bahasa, maupun sosial. Oleh karena itu, diperlukan suatu lembaga pendidikan dengan media dan metode pembelajaran yang tepat untuk anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun). Tetapi perlu diingat bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Maka metode dan media pembelajaran, khususnya matematika, harus tepat dan sesuai denga kondisi psikologi anak usia taman kanak-kanak.
 Usia taman kanak-kanak adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika, karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi/rangsangan/motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangan-nya. Apabila kegiatan berhitung diberikan melalui berbagai macam permainan tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Diyakini bahwa anak akan lebih berhasil mempelajari sesuatu apabila yang ia pelajari sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.







DAFTAR PUSTAKA

Forman, George E dan Fleet Hill. 1983. Constructive Play Applying Piaget in the Preschool (Revised Edition). United States of America: Addison-Wesley Publishing Company.

Hailitik, Erni. 2008. Meningkatkan Kreatifitas Guru Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Kubus Multiguna di Taman Kanak-Kanak, (online),

(http://widjajaedu.wordpress.com/2008/08/31/meningkatkan-kreatifitas-guru-melalui-penggunaan-media-pembelajaran-kubus-multiguna-di-taman-kanak-kanak-erni-hailitik-oepura/), diakses 28 April 2013.

Moenir, Mardiah. 1992. Teori Pendidikan Taman Kanak-Kanak. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.

Moeslichatoen dan Abdul Manan. 1992. Metode Pengajaran Bidang Pengembangan Pendidikan Taman Kanak-Kanak. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.


Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik (Edisi Kedelapan). Jakarta: PT Indeks.

Syaodih, Ernawulan. 2012. Perkembangan Anak TK, (online), (file.upi.edu/.../FIP/.../PERKEMBANGAN_ANAK_TK.pdf), diakses 17 April 2013.


Wolfgang, Chalres H dan Mary E. Wolfgang. 1992. School for Young Children: Developmentally Appropiate Practices. United States of America: Allyn and Bacon.